LiveChat

Minggu, 15 Maret 2020

Demam Berdarah Dengue dengan Infeksi Virus Corona

Demam Berdarah Dengue dengan Infeksi Virus Corona
Demam Berdarah Dengue dengan Infeksi Virus Corona


Demam Berdarah Dengue dengan Infeksi Virus Corona


Tips Orang Sehat - Melonjaknya kasus demam berdarah dengue (DBD) dan Virus Corona (COVID-19) menimbulkan perhatian terhadap banyak pihak. Perhatian terhadap kedua hal ini juga disebabkan karena gejalanya mirip dengan suhu tubuh yang dialami penderitanya.

Sungguh mirip, ada perbedaan antara DBD dengan Virus Corona. Hal ini akan mengeluarkan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi.

"Untuk yang COVID-19, pastinya seseorang yang dilihat, apakah ada yang berkunjung ke daerah-daerah yang melawan wabah, kontak dengan orang yang sudah pernah punya kasus positif Corona atau pernah kontak dengan orang yang punya perjalanan ke daerah wabah corona," katakan Nadia saat konferensi pers di Gedung Kementerian Kesehatan,

"DBD dan COVID-19 juga menyebabkannya sama-sama virus. Nah, kalau demam berdarah perlu nyamuk (Aedes aegypti) untuk perantaranya, sedangkan Corona bisa menular dari manusia ke manusia," sambungnya.

Nadia menerangkan, pada prinsipnya DBD dan COVID-19 terjadi infeksi virus. Gejalanya mirip, tapi ada perbedaan.

Klikbola88

"Kalau demam berdarah, kita semua tahu, demamnya tiga hari enggak turun-naik. Hari ke 3 sampai 5, pasien menerima lebih baik karena keringat dinginnya keluar. Padahal, perlu masuk masa-masa syok," kata Nadia menambahkan .

"Yang menyebabkan infeksi virus sangat mendesak pada daya tahan tubuh. Itulah mengapa orang yang terkena virus dengue ya santai-santai aja dan DBD-nya demam biasa. Tapi ada juga yang kena infeksi dengue, lantas menjadi berat. Kembali lagi pada daya tahan tubuh , "sambungnya.

Pada COVID-19, seseorang tidak dapat memperoleh COVID-19 karena kekebalan tubuh kuat.

DBD dan COVID-19 hingga saat ini tidak ada obatnya. Vaksin COVID-19 sedang dibuat dan dibahas para ahli dunia. Negara-negara di dunia, seperti Tiongkok, Amerika Serikat, dan Rusia ikut membuat vaksin corona.

"DBD itu enggak ada obatnya. Kita hanya menangani, memperbaiki sistem sirkulasi karena kondisi syok. Ini terjadi akibat perdarahan, mana yang keluar darah pada sel darah agar segera kembali normal," Nadia menerangkan.

"Sama juga kalau COVID-19, bagaimana pneumonia yang dialami pasien COVID-19 bisa diatasi," sambungnya.

Selain demam, pasien yang mengarah pada gejala COVID-19 juga menentang, perawatan punggung, otot, dan batuk kering.

Baca Juga Artikel Lainnya:

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.