LiveChat

Selasa, 12 Juni 2018

Mengapa Malam Satu Suro Dianggap Anger?

Mengapa Malam Satu Suro Dianggap Angker?


Mengapa Malam Satu Suro Dianggap Anger?

https://tipsorangsehat.blogspot.com/ - Malam Satu Suro memang terkenal angker ditelinga kita, ada juga sebagian masyarakat Indonesia yang menyakralkan malam Satu Suro ini. Malam Satu Suro dikenal penuh dengan mistis. Apa yang menyebabkannya demikian?

Sejak dahulu hingga sekarang mitos ini sering terdengar di telinga kita manakala menjelang hari pergantian tahun baru Islam mendekat. Banyak cerita angker dan penuh misteri mengenai malam satu suro ini, mari kita bahas beberapa diantaranya.

Banyak cerita angker dan penuh misteri mengenai Malam Satu Suro ini, dan kali ini kita akan mencoba membahas beberapa diantaranya.

- Malam Satu Suro Adalah Lebarannya Para Makhluk Gaib
Kisan ini pasti sudah sering kita dengar. Sebagian masyarakat jaman dahulu mempercayai jika malam satu suro merupakan lebaran bagi mahkluk gaib sehingga banyak diantara mereka yang keluar dari tempat persinggahan masing-masing.

Anehnya mitos ini suka dikaitkan dengan adanya penampakan serta gangguan makhluk halus di malam tersebut. Entah dari mana awal mitos ini muncul yang jelas mitos tersebut hingga kini masih banyak dipercaya banyak orang.

Terlalu berlebihan jika ada yang percaya bahwa malam satu suro merupakan malam paling buruk dalam satu tahun. bahkan ada beberapa orang yang menganggap bahwa di bulan suro terdapat banyak sekali sial dan bencana yang akan menimpa umat manusia.

Tidak heran jika orang-orang Jawa abangan pada jaman dahulu kerap menghindari berbagai pesta upacara pada bulan ini termasuk pesta perkawinan dan hajatan lain. Di sisi lain masyarakat Kejawen meyakini bahwa musibah dan bencana dapat ditolak dengan cara melakukan ritual tertentu. Karena itulah kemudian di kenal beberapa tradisi malam satu suro seperti ruwatan untuk buang sial.

Mengapa Malam Satu Suro Dianggap Anger?

- Kembalinya Arwah Leluhur Ke Rumah
Sebagian masyarakat Jawa di masa lalu lebih sakral lagi dalam menanggapi datangnya pergantian tahun Hijriyah. Banyak diantara mereka yang meyakini bahwa di malam satu suro arwah leluhur yang telah meninggal dunia akan kembali dan mendatangi keluarganya di rumah.

Bukan hanya itu saja, bahkan beberoaa orang menambahkan peristiwa lebih seran lagi di mana mereka meyakini jika pada malam satu suro arwah dari orang-orang yang menjadi tumbal pesugihan akan dilepaskan dan diberi kebebasan pada malam tersebut sebagai hadiah pengabdiannya selama satu tahun.

Dalam agama Islam bulan Muharam (dikenal oleh orang Jawa dengan bulan Suro), merupakan salahs atu di antara empat bulan yang dinamakan bulan haram. Satu tahun itu terdiri dari 12 bulan dan diantaranya ada empat bulan haram (suci). Tigabulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban." (HR. Bukhari).

Lalu bagaimana bulan-bulan tersebut bisa disebut bulan haram? Al Qodhi Abu Ya’la rahimahullah mengatakan, "Dinamakan bulan haram karena dua makna. Pertama, pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah pun meyakini demikian. Kedua, pada bulan tersebut larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya karena mulianya bulan tersebut. Demikian pula pada saat itu sangatlah baik untuk melakukan amalan ketaatan."

Namun tidak demikian dengan anggpaan kebanyakan orang awam, mereka beranggapan bulan suro merupakan bulan penuh musibah, sarat dengan bencana, penuh sial, bula keramat dan sangat sakral.

Berbagai kegiatan ritual untuk menghindari bencana atau kesialan pun dilaukan oleh kelompok atau masyarakat  tertentu diantaranya adalah acara Ruawatan, yang berarti pembersihan. Mereka yang diruwat diyakini akan terbebas dari sukerta atau kekotran. Terdapat beberapa kriteria bagi mereka yang harus di ruwat diantaranya adalah ontang-anting (putra/putri), kedono-kedini (sepasang putra dan putri), sendang kapit pancuran (satu putra diapit dua putri).

Mereka yang lahir seperti kondisi diatas menjadi mangsa empuk bhatara kala, simbol kejahatan. Karena bulan suro ini menyebabkan sebagian orang tua memberikan nasehat kepada anaknya seperti ini:

"Nak, hati-hati di bulan ini. Jangan sering kebut-kebutan nanti bisa celaka. Ini bulan suro."

Karena bulan ini adlah bulan sial, sebagian orang tidak mau melakukan hajatan nikah, dan sebagainya. jika melakukan hajatan di bulan ini dipercaya akan menimbulkan musibah dalam berumah tangga seperti hajatan yang tidak lancar, atau menimbulkan keretakan dalam berumah tangga, atau anak yang terlahir cacat dan masih banyak lagi mitos lainnya.

Kembali lagi kepada diri amda masing-masing, percaya atau tidak itu semua merupakan hak anda. namun tidak ada salahnya bagi kita untuk selalu bersikap pisitif dan selalu berhati-hati disetiap waktu.

Baca Juga Artile Lainnya: 

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.