LiveChat

Rabu, 10 November 2021

Beberapa Penyakit Autoimun Kulit Yang Rentan Dialami Saat Pandemi COVID-19

Beberapa Penyakit Autoimun Kulit Yang Rentan Dialami Saat Pandemi COVID-19
Beberapa Penyakit Autoimun Kulit Yang Rentan Dialami Saat Pandemi COVID-19

Beberapa Penyakit Autoimun Kulit Yang Rentan Dialami Saat Pandemi COVID-19

Pada umumnya, sistem imun yang dimiliki seseorang membantu menyingkirkan infeksi virus dan bakteri. namun pada penyakit autoimun, sel tubuh dianggap sebagai suatu benda asing yang akhirnya menyerang tubuhnya sendiri, dan bagian ini masih tidka dikehtaui alasannya. Kondisi ini bisa dialami pada berbagai bagian tubuh termasuk pada kulit.

Autoimun kulit merupakan penyakit yang biasa ditandai dengan munculnya bercak berwarna merah atau pada permukaan kulit, rambut, atau kuku. Penyakit satu ini juga memiliki beragam jenis, yang ternyata tiga diantaranya lebih sering muncul saat pandemi COVID-19 berlangsung.

"Tiga penyakit autoimun kulit kerap muncul selama masa pandemi ini adalah psoriasis, vitiligo, dan urtikaria," ujar dokter spesiaslis kulit dan kelamin Amelia Soebyanto.

Amelia mengungkapkan bahwa psoriasis merupakan penyakit peradangan kulit kronik yang sering kambuh dan dapat mengenai laki-laki maupun perempuan. tidak hanya itu, Psoriasis juga bisa terjadi pada semua kelompok usia tertentu 15-30 tahun dan 50-60 tahun.

Sedangkan, vitiligo sendiri merupakan kelainan kulit berupa bercak putih seperti kapur yang terkadang disertai oleh gatal. Vitiligo dapat terjadi pada segala usia, tapi sekitar 50 persen kasus terjadi sebelum usia 20 tahun dan prevalensi meningkat seiring dengan pertambahan usia.

Agen Sportbook Terbesar Indonesia

"Ketika urtikaria, merupakan kondisi di mana terdapat lesi pada kulit yang meninggi dan gatal. Umumnya lesi tersebut berwarna merah, dan terasa gatal hingga perih," ujar Amelia.

Penyakit autoimun kulit sendiri dapat disebabkan dua hal yaitu internal dan eksternal. Secara internal, autoimun kulit bisa terjadi karena faktor genetik. Artinya kodnisi satu ini kemungkinan bisa merupakan turunan dari keluarga.

"Bila memang memiliki penyakit autoimun, besar kemungkinan diturunkan di keluarga. Tapi tidak selalu, tidak 100 persen juga pasti menderita penyakit autoimun jika memiliki keluarga yang positif autoimun," ujar Amelia.

Sedangkan dari faktor eksternal, autoimun kulit disebabkan lingkungan seperti infeksi, obat-obatan, merokok, obesitas, dan paparan sinar UV yang berlebihan.

Dalam kesempatan yang sama, Amelia pun turut menjelaskan bahwa penyakit autoimun kulit bukanlah penyakit menular. Sehingga stigma buruk yang diberikan pada pasien autoimun kulit seharusnya tidak dilakukan.

"Selain edukasi kepada pasien, ini juga penting untuk masyarakat tahu bahwa penyakit-penyakit autoimun termasuk diantaranya psoriassis, vitiligo, maupun urtikaria itu tidak menular. Jadi memperparah kodnisi penyakit autoimin kulit yang diderita oleh pasien itu sendiri,"

"Penting untuk keluarga, teman-teman dekat, dan masyarakat mengerti bahwa ini penyakit kronis jangka panjang yang kambuh-kambuhan. Tapi tidaklah menular," ujar Amelia.

Amelia menambahkan adanya stres yang tinggi terutama selama masa pandemi membuat penyakit autoimun kulit menjadi lebih sering kambuh. bahkan kekambuhan yang muncul menjadi lebih berat dari biasanya.

"Sehingga manajemen stres yang baik juga berperan dalam membantu mengendalikan penyakit autoimin kulit ini," tandasnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.