LiveChat

Jumat, 10 Desember 2021

Ketahui Beberapa Hal Yang Bisa Memicu Munculnya Stres Pada Anak

Ketahui Beberapa Hal Yang Bisa Memicu Munculnya Stres Pada Anak
Ketahui Beberapa Hal Yang Bisa Memicu Munculnya Stres Pada Anak

Ketahui Beberapa Hal Yang Bisa Memicu Munculnya Stres Pada Anak

Stres merupakan salah satu masalah kesehatan mental yang dialami oleh banyak orang. Bukan hanya pada orang dewasa, stres ternyata juga bisa dialami oleh anak-anak dan remaja.

Dilansir dari WebMD, sebuah survei i Amerika Serikat mengungkap bahwa 72 persen anak-anak mengalami perilaku negatif akibat stres. Selain itu, 62 persena anak-anak juga menunjukkan gejala fisik seperti sakit kepala dan sakit perut akibat stres.

Survei yang serupa dilakukan oleh the American Psychological Association's Stress oada remaja usia sekolah menengan atas (SMA). Ditemukan bahwa para remaja tersebut rata-rata memiliki tingkat stres diatas orang dewasa.

Hal ini tentu sangat mengkhawatirkan karena masalah stres ini bisa merambat ke berbagai hal lain. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui sejumlah hal yang rentan menjadi penyebab terjadinya stres pada anak.

Secara umum, berbagai hal yang terjadi di sekitar kehidupan mereka bisa menjadi penyebab terjadinya stre pada anak dan remaja. Berikut Tips Orang Sehat akan membahas beberapa hal yang bisa memicu munculnya stres pada anak.

KiosCasino Agen SportBook, SlotGame, LiveCasino Terbesar

1. Tuntutan Akademik Yang Lebih Tinggi

Pada pendidikan saat ini, meski tidak diwajibkan tetapi tuntutan sudah cukup tinggi bagi anak usia Taman Kanak-Kanak (TK). Pada saat ini, anak usia TK biasanya sudah diajari baca, tulis, dan hitung baik oleh sekolah maupun keluarga.

Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Boston University School of Medicine, saat ini anak-anak usia tersebut setidaknya memiliki pekerjaan rumah yang membutuhkan waktu sekitar 25 menit. Sedangkan untuk anak eklas satu dan dua sekolah dasar mendapatkan PR dua sampai tiga kali dari rumah jumlah yang direkomendasikan.

Studi yang serupa dilakukan oleh the University of Virginia dalam kurun waktu 1998-2015, waktu yang dibutuhkan anak TK untuk belajar membaca meningkat sebesar 25 persen. Sedangkan penurunan drastis terjadi pada pendidikan seni, musik, dan fisik.


2. Kurangnya Waktu Bermain

Beberapa kegiatan anak seperti olahraga, seni, ataupun musim sebenarnya membantu anak untuk terhindar dari stres. Sandra Hassink, presiden dari American Academy of pediatrics menyarankan bahwa penting bagi orang tua untuk memberikan mereka pengaturan waktu yang lebih longgar.

Perhatikan porsi kegiatan yang harus diberikan kepada anak. karena jika terlalu banyak kegiatan yang mereka lakukan, terutama tetrkait dengan pelajaran, mereka bisa menjadi kewalahan dan mulai mengalami stres.

Hal yang harus orang tua perhatikan adalah jadwal istirahat yang cukup bagi anak. Karena sebagian anak-anak masih bisa mengatur diri, kapan untuk istirahat.


3. Terlalu Sering Terpapar Informasi Yang Tidak Seharusnya

Kemajuan teknologi pada saat ini teramsuk penggunaan gawai yang cukup lama membuat anak mudah terpapar berbagai informasi. Sayangya tidak semua informasi yang mereka dapat ini merupakan hal yagn layak mereka konsumsi.

Banyak anak yang tanpa sengaja mengakses informasi yang sebenarnya tidak diperuntukkan untuk mereka. Terlebih berabgai unsur kekerasan, kompleksitas, hubungan percintaan dewasa yang dikemas sebagai hiburan, memunculkan rasa ingin tahu dan pengaruh bagi pemikiran mereka.

Hassink menyarankan agar para orang tua memperhatikan isi hiburan yang ditonton oleh anak-anak mereka. Memastikan isi tontonan yang sesuai untuk anak bisa sangat bermanfaat dalam mencegah terjadinya masalah lebih lanjut.


4. Kurang Tidur

Tekanan sekolah dan daya tarik media sosial bisa mengurnagi jatah tidur anak-anak dan remaja. National Sleep Foundation menemukan bahwa banyak orang tua mengatakan bahwa anak-anak mereka mulai tidur setelah menyelesaikan PR dan setelah menyesaikan beberapa kegiatan sekolah.

Tiga dari empat orang anak dengan kelompok usia 6-17 tahun memiliki satu perangkat elektronik di kamar tidurnya. Hal tersebut ternyata mampu memotong satu jam waktu tidur mereka.

Penelitian juga menunjukkan bahwa kurang tidur dapat mempengaruhi memori, penilaian, dan suasana hati anak. Lebih lanjut, ketika kurang tidur kerap terjadi pada anak, besar kemungkinan mereka bisa mengalami stres.


5. Masalah Keluarga

Masalah keluarga seperti penyakit orang tua, tinggal terpisah dengan orang tua, pertengkaran dan bahkan perceraian orang tua dapat menjadi penyebab utama stres pada anak. data statistik menunjukkan bahwa setiap tahun setidaknya terdapat 1.5 juta anak yang harus menghadapi perceraian kedua orang tua mereka.

Kondisi anak yang tidak tinggal dengan salah satu orangtua bisa meningkatkan resiko stres dan kecemasan yang mereka alami. Kondisi stres yang dialami oleh orang tua juga bisa menular dirasakan oleh anak.

untuk mencegah munculnya masalah lebih lanjut, penting bagi orangtua untuk mencegah munculnya stres pada diri mereka sendiri. Keterlibatan dan kedekatan hubungan antara orangtua dengan anak bisa menjadi cara meminimalisasi stres yang terjadi pada keduanya.

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.