Cerita Mistis Pengiriman Pusaka Majapahit Yang Menghindari Jalur Alas Roban Dan Jembatan Tuntang
Baru-baru ini Pemerintah Kota Solo mendapat hibag 1.211 keris dan tosan aji lain dari Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Pusaka yung berjumlah ribuan tersebut pada dasarnya merupakan sitaan Kantor Bea Cukai.
Koleksi tosan aji yang dikirim tersebut diantaranya adalah keris, tombak, kujang danlainnya itu sebagaian merupakan cagar budaya peninggalan di abad ke-12 atau lebih tepatnya di jaman Majapahit. Untuk menghormati kearifan lokal diperlukan perlakuan khusus hingga kepada diskusi spiritual.
Saat diturunkan dari truk trailer yan membawanya hingga dipindahkan ke ruang penyimpanan. Aroma dupa dari ruangan di lantai dasar Museum Keris Nusantara tersbeut terasa menyengat saat pintu utama dibuka petuas. Asap pembakaran dupa pun memenuhi ruangan itu setiap hari.
Cerita Mistis Pengiriman Pusaka Majapahit Yang Menghindari Jalur Alas Roban Dan Jembatan Tuntang
Dupa tersebut disimpan di dekat peti kayu yang berjumlah 6 buah dan diletakan berjejer bersama 2 kotak plastik. Peti kayu dan boks plastik. Peti kayu dan boks plastik tersbut berisi ribuan pusaka hibahan.Kepala UPT Museum Dinas Kebudayaan (Disbud) Sola, ribuan pusaka tersebut dikirim Kemendikbud melalui jalur darat dari Jakarta sekitar pukul 17.00 WIB. Untuk menjaga keamanan saat proses pengiriman, koleksi itupun mendapat pengawalan ketat dari para petugas.
Tidak hanya itu saja, disaat proses pengiriman ada sejumlah persyaratan dan ritual yang harus dilakukan. Diantarnya dengan doa bersama dan sesaji uba rampe sebelum keberangkatannya ke solo.
Solo berangkat kita memang ada doa bersama dan ada medium untuk mentralisir. Uba rampenya dan bancakan kecil, untuk menetralisie seperti bawang, kluwak, bunga dan dupa atau kemenyan yang di bakar.
Selama perjalanan dari Jakarta ke Solo, ada tempat-tempat yang dihindari atau dilewati. untuk supir dan kru yang membawa keris ke Solo tidak melakukan ritual khusus. namun ada sembilan orang khusus yang mengawal truk tersebut. tiga orang diantaranya yang ikut berada di dalam truk, sedangkan enam lainnya melakukan pengawalan.
"Hasil renungan kita jangan lewat (daerah Salatiga), karna kita bawa besi yang banyak dengan daya magis yagn besar, ditakutkan akan terjadi dialog yang tidak harmonis. Dari pada tejadi apa-apa lebih baik kita hindari."
Didaerah sekitar Jembatan Tuntang tersebut pendayagunaannya atau mistisnya kuat. Sehingga dikhawatirkan akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Akhirnya pihak yang bertugas harus megambil jalur lain, yaitu melalui jalan tol Semarang-Solo.
Selain Jembatan Tuntang, Daerah lain yang wajib dihindari adalah Alas Robandi Kabupaten Kendal. Lokasi tersebut konon memiliki sejarah angker di masa lalu.
"Kita menghindari lokasi tersebut, gar perjalanannya lancar, tidak ada gangguan di jalan, seperti sopir kesurupan atau sopir mengantuk saat menyetir. Ini bukan klenik, namun kearifan lokal yang harus dihormati,"
Selama proses pengiriman mobil yang membawa keris tersebut juga dikawal secara tertutup dengan melibatkan petugas.
Setibanya di Solo, koleksi pusaka ditempatkan di ruangan khusus yang juga diberikan sesaji setiap hari, baik itu dalam boks kayu atau plastik. Nantinya pembukaan koleksi yang terbungkus boks kayu dan pasltik akan disaksikan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB), Dinas Kebudayaan Kurator dan Kepolisian.
Nantinya sebelum dipamerkan Pemkot akan menggandeng kurator serta BPCB menginventarisasi ulang hibah dari Kemendikbud maka koleksi tosan aji di Museum Keris Nusantara semakin bertambah.
Selain keris hibah hasil sitaan Bea Cukai, Pemkot juga sudah mengajukan surat kepada pemerintah pusat untuk ikut merawat keris hibah dari Belanda. Pemkot kita masih menunggu pemulangan 1.500 artefak dari Belanda.
Kita berharap Pemerintah Pusat menyetujuai permohonan Pemkot merawat keris tersebut. Keberadaan Museum Keris sangatlah pening sebagai sarana pembelajaran bagi masyarakat mengenai dunia perkerisan.
Baca Juga Artile Lainnya:
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.