Virus Nipah, Dari Hewan Menular Kepada Manusia |
Virus Nipah, Dari Hewan Menular Kepada Manusia
Tips Orang Sehat - Belum selesai pandemi Covid-19, dunia kembali dihebohkan dengan keberadaan virus yang ditakui akan menjadi pandemi. Virus ini adalah virus nipah yang saat ini sedang terjadi.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan imbauan semua pihak terkait agar mewaspadai potensi penyebaran virus nipah ke Indonesia dari hewan ternak babi di Malaysia.
"Indonesia harus selalu waspada terhadp potensi penularan virus nipah dari hewan ternak babi di Malaysia melalui kelelawar pemakan buah," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Didik Budijanto.
Dia mengatakan bahwa sampai saat ini kejadian viurus nipah belum pernah di laporkan di Indonesia, walau pada 1999 pernah terjadi virus nipah yang menyebabkan kematian pada ternak babi dan manusia di Semenanjung Malaysia.
Apa sih sebenarnya virus nipah ini?
Dilansir dari Litbang Kementerian Pertanian, Indrawati Sendow dan R.M. Abdul Madjid menyebut menyebut wabah nipah ini pertama kali dilaporkan di Malaysia pada bulan September 1998.
Penyakit ini disebabkan oleh virus nipah, yang meurpakan virus ribonuclei acid (RNA). Penyakit ini disebut berasal dari kelelawar dan ditularkan pada babi dan kemudian ke hewan lainnya.
Infeksi virus nipah sebenarnya adalah penyakit zoonosis yang ditularkan dari hewan kepada manusia. Penularan ini bisa terjadi bahkan ketika tidak mengkonsumsi hewan yang terinfeksi secara langsung.
Kita bisa terinfeksi virus ini dari buah-buahan yang pernah mengalami kontak dengan kelelawar. Buah yang terkena infeksi, air liur atau gigitan kelelawar ini dapat menular kepada manusia.
Dilansir dari laman WHO, penularan human-tohuman atau sesama manusia juga dilaporkan terjadi antara keluarga dan perawat pasien yang terinfeksi. Tingkat kematian akibat terinfeksi virus nipah diperkirakan 40-75 persen, tetapi angka tersbeut bervariasi tergantung pada pengawasan dan manajemen klinis di daerah yang terkena.
Gejala penyakit secara klinis terbagi dalam dua bentuk, yaitu ensefalitis dan bentuk pernapasan. Pada hewan umumnya lebih banyak menyebabkan gangguan pernapasan, seangkan pada manusia gangguan susunan syaraf pusat lebih menonjol.
Sendow dan Madjid mengungkap bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat berpengaruh terhadap terjadinya suatu kasus penyakit diantaranya adalah terjadinya perubahan ekologi, dimana habitat hewan dan kelelawar semakin sempit sehingga bermigrasi ke tempat yang banyak menyediakan makanan. Ekskresi yang dikeluarkan oleh kelelawar mungkin mengandung agen infeksius seperti nipah yang bila terkena hewan yang sensitif seperti babi akan menimbulkan wabah.
Pada manusia, infeksi nipah menyebabkan demam yang tinggi selama 3-14 hari, disertai dengan diare, gangguan pernapasan, batuk, ingusan. Gejala yang paling serung ditemukan adalah gejala ensefalitis seperti depresi, sakit kepala yang sangat hebat, inkoordinasi, konvulsi, epilepsi, dan pada stadium lanjut dapat menyebabkan koma dan akhirnya meninggal dunia. Pada manusia, masa inkubasi penyakit ini berkisar antara 4-18 hari.
Cara Mengatasi dan Mencegah Infeksi Virus Nipah
Dilansir dari CDC, hingga saat ini belum ada penanganan secara khusus untuk mengatasi infeksi virus Nipah ini. Penanganan lebih difokuskan untuk menjaga kondisi penderita dengan cukup istirahat, air minum, serta menangani gehala yang muncul. Pengobatan tertentu juga bisa membantu meredakan gejala yang muncul.
Sementara itu, untuk mencegah penularan infeksi ini, terdapat sejumlah hal yang bisa dilakukan sebagai berikut:
- Mencuci tangan dengan air dan sabun secara rutin
- Hindari kontak dengan kelelawar dan babi
- Hindari area tempat berkumpulnya keleawar
- Hindari konsumsi kurma yang masih mentah
- Hindari konsumsi buah yang mungkin mengalami kontak dengan kelelawar
- Hindari kontak dengan orang yang mungkin terinfeksi virus Nipah
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.