LiveChat

Selasa, 01 Maret 2022

Waspada Resiko Demam Berdarah Di Musim Penghujan

Waspada Resiko Demam Berdarah Di Musim Penghujan
Waspada Resiko Demam Berdarah Di Musim Penghujan

Waspada Resiko Demam Berdarah Di Musim Penghujan

Tips Orang Sehat - Kondisi cuaca yang semakin tidka menentu terjadi pada beberapa waktu belakangan. Terjadinya kondisi ini merupakan tanda pergantian musim atau pancaroba musim hujan.

Dokter Spesialis Anak Konsultan Penyakit Infeksi & tropis dari Universitas Indonesia, Dr.dr. Debbie Latupeirissa,Sp.A(K) mengingatkan berbagai masalah kesehatan yang bisa dialami terjadi memasuki musim pancaroba saat ini yaitu demam berdarah dengue (DBD).

"Memasuki musim pancaroba, berbagai masalah kesehatan di negara tropis kembali hadir. Salah satu yang perlu diwaspadai adalah demam berdarah dengue (DBD," ujar dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah - Bintaro Jaya tersebut.

DBD disebabkan virus dengue dibawa nyamuk Aedes Aegepti. Penyakit ini ditandai gejala khas seperti demam tinggi tanpa disertai gejala lainnya, misalnya tanpa disertai batuk, pilek atau sesak napas. Beberapa pasien juga mengeluhkan gejala nyeri di belakang mata, sakit kepala, nyeri sendi, hingga munculnya bercak merah pada kulit atau pendarahan.

"Meski demikian, biasanya bercak merah pada kulit belum terlihat pada hari-hari awal," ujar Debbie.

Menurut Debbie, meski termasuk self-limiting disease atau penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya, tidak jarang penyakit DBD menimbulkan korban jiwa jika tidak cepat ditangani. terlebih lagi jika pasien DBD telah memasuki fase berbahaya, dan terjadi pada anak-anak berusia lebih kecil yang belum dapat mengutarakan kondisi mereka. Oleh karena itu, tidak sedikit pasien DBD dirawat di rumah sakit untuk dipantau lebih ketat kondisinya.

KiosCasino Agen SportBook, SlotGame, LiveCasino Terbesar

Mengenai perjalanan penyakit, ada tiga fase DBD, yaitu hari 1-3 disebut fase febrile tanpa pendarahan. Dalam fase ini biasanya terjadi gejala awal seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri sendi, dan nyeri belakang bola mata.

Setelah memasuki hari 4-5 demam cenderung turun. Pada tahap ini mulai memasuki fase kritis. Dalam kasus pasien anak, kebanyakan orangtua tidak mewaspadai fase ini ketika demam turun sehingga mengira si kecil justru sudah mulai sembuh.

Padahal pada fase ini resiko terjadinya syok jauh lebih besar. Selain itu dapat terjadi pula penurunan trombosit lebih jauh yang ditandai dengan pendarahan, seperti mimisan, gusi berdarah, atau timbul bintik-bintik merah pada kulit spontan.

Pada fase kritis terjadi perembesan plasma darah sehinga terjadi peningkatan kekentalan darah atau hematokrit dan hal ini penting untuk diwaspadai. Pada fase ini pasien memerlukan banyak cairan dengan banyak minum atau pemberian cairan infus.

"Jika kebutuhan cairan tidak tercukupi, resiko si kecil mengalami syok yang bisa membahayakan jiwa akan meningkat. Apalagi jika syok tidak teratasi dalam waktu cepat, kemungkinan akan terjadi komplikasi pendarahan hebat yang akan sulit diatasi," jelas Debbie yang juga tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Pendarahan terjadi bukan hanya disebabkan jumlah trombosit yang sangat menurun, tetapi juga disebabkan fungsi pembekuan darah.

Resiko lain yang bisa terjadi pada fase kritis ini yaitu gangguan kesadaran, gangguan fungsi ginjal, serta gangguan fungsi hati dan organ lainnya. kodnisi ini bisa terjadi pada kurang lebih 30 persen kasus dengue berat.

Pada umumnya, kasus DBD yang ditangani dengan kecukupan cairan dengan baik akan terhindar dari kemungkinan terjadinya komlikasi yang berat. Debbie juga mengatakan inilah pentingnya perawatan di rumah sakit.

Fase ketiga adalah fase pemulihan atau penyembuhan yang biasanya terjadi pada hari ke 6-7. Pada fase ini demam sudah mulai turun, kodnisi tubuh pun perlahan membaik. Untuk mempercepat pemulihan pasien sebaiknya pilih asupan nutrisi yang baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh, termasuk kadar trombosit.

DBD seperti penyakit akibat infeksi lainnya sama-sama diawali demam, meskipun setiap penyakit biasanya memiliki gejala khas masing-masing. Untuk membedakan DBD dengan penyakit lainnya yang juga biasanya diawali dengan demam, pemeriksaan darah yaitu pemeriksaan antigen NS1 dengue bisa menjadi pilihan.

Debbie juga lalu memberikan tips agar bisa terhindar dari DBD yaitu dengan mencukupi asupan makronutrien seperti karbohidart, protein, lemak dan mikronutrien yaitu vitamin, mineral yang tepat. Selain itu dapat juga diperkuat dengan pemberian vaksin dengue pada seseorang yang telah berusia 9-16 tahun.

Di sisi lain, pengendalian lingkungan juga penting untuk dilakukan demi mencegah nyamuk pembawa virus berkembang biak. Nyamuk umumnya menyukai tempat penampungan air yang bersih seperti kolam atau bak mandi.

"Jadi, tempat-tempat penampungan air harus sering dikuras. bersihkan juga wadah penampungan air yang memudahkan nyamuk bersarang dan bertelur," ujar Debbie.

Langkah selanjutnya, periksa kamar termasuk kamar milik anak, hindari banyak gantungan baju atau barang untuk menghindarkan nyamuk bersarang. Anda juga bisa melakukan penyemprotan atau fogging untuk membunuh nyamuk-nyamuk dewasa dan mematikan telur-telur nyamuk dengan abatisasi. Anda bisa memasukkan bubuk abte kedalam sumber-sumber air sehingga telur-telur nyamuk mati dan proses reproduksinya terhenti.

Hal serupa juga diungkapkan Dokter spesialis Anak Sub spesialisasi Penyakit Infeksi Tropik sekaligus Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak indonesia, Dr. Nina Dwi Putri, SpA(K), MSc(Tropaed). Nina mengatakan, genangan air dapat digunakan sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk dan berpotensi meningkatkan paparan infeksi dengue.

Infeksi virus dengue ini merupakan penyakit yang banyak menyerang baik anak atau orang dewasa di daerah tropis. Penting untuk menerapkan 3M plus untuk memberantas sarang nyamuk dan menghindari gigitan nyamuk.

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.